Teknologi dan Manajemen di Balik Suksesnya Industri Nila, Udang, dan Kaviar

Teknologi dan Manajemen di Balik Suksesnya Industri Nila, Udang, dan Kaviar

 

Industri Akuakultur Ikan Nila Merah

Sumber:https://youtu.be/hykUvUPbuqU?si=_MZCoTT-cohipEB4

Masa depan budidaya perikanan berada di pusat proyek pembibitan benih ikan terbesar dan paling canggih di China, yang berlokasi di Zaozhuang, Provinsi Shandong. Ini bukan sekadar tambak ikan, tetapi sebuah model standar baru yang mendefinisikan ulang arah industri akuakultur melalui penerapan teknologi tinggi, efisiensi energi, dan prinsip keberlanjutan. Fasilitas ini mencakup area seluas lebih dari 190,000 m2, dan mampu menghasilkan lebih dari 60 kg/m3 benih ikan per tahun, menjadikannya sebagai salah satu pusat pembibitan paling produktif di Asia.

Fasilitas ini didesain dengan sistem Resirkulasi Akuakultur System (RAS) berteknologi tinggi, yang memungkinkan penggunaan kembali hingga 95% air dalam proses budidaya. Hal ini tidak hanya mengurangi konsumsi air bersih secara drastis, tetapi juga menjaga kualitas lingkungan perairan. Lebih dari 300 kolam terintegrasi dilengkapi dengan sensor suhu, oksigen, dan pH otomatis yang memantau kondisi secara real-time, memastikan lingkungan hidup optimal bagi ikan dari fase larva hingga benih siap tebar.

Tak hanya dari sisi biologis, proyek ini juga menjadi pionir dalam integrasi digital dan otomatisasi. Sistem kendali pusat mengelola seluruh siklus produksi menggunakan kecerdasan buatan (AI) dan Internet of Things (IoT), yang meminimalkan intervensi manusia serta mengurangi kesalahan operasional. Tenaga surya dan sistem efisiensi energi telah dipasang untuk mendukung keberlanjutan jangka panjang. Dengan kapasitas ini, Zaozhuang kini tidak hanya melayani pasar domestik, tetapi juga menjadi penyuplai benih utama untuk ekspor ke Asia Tenggara, Timur Tengah, dan Afrika.

 

Industri Akuakultur Udang

Peternakan Sakore di Sarangani, Filipina, merupakan salah satu produsen udang terbesar di negara tersebut. Operasional peternakan ini membutuhkan konsumsi listrik yang tinggi, terutama dari roda penggerak di kolam-kolam yang bekerja 24 jam sehari. Setiap kolam memiliki sekitar 8–10 roda penggerak, dan totalnya setara dengan konsumsi listrik dari 800 unit AC. Untuk mengurangi ketergantungan pada sumber energi tradisional, mereka mulai mengadopsi sistem energi surya sebagai solusi yang lebih hijau dan hemat biaya.

Melalui pemasangan sekitar 2.960 panel surya, Peternakan Sakore kini mampu menghasilkan sekitar 70.000 kilowatt-jam listrik per bulan, atau sekitar 840.000–850.000 kilowatt-jam per tahun. Ini mencakup sekitar 25% dari total kebutuhan energi peternakan. Sistem ini membantu operasional menjadi lebih berkelanjutan dan mendukung efisiensi biaya dalam jangka panjang. Panel-panel ini terhubung ke inverter yang mengubah energi surya menjadi listrik siap pakai bagi peternakan.

Seluruh sistem energi surya ini dikelola melalui ruang kontrol yang dilengkapi perangkat pemantauan canggih, termasuk sistem pengumpulan data dan aplikasi bernama "Fusion Solar" yang memungkinkan pengguna memantau produksi dan konsumsi listrik secara real-time. Dalam kondisi optimal, sekitar 98% kebutuhan energi dapat dipenuhi oleh panel surya, dengan hanya sebagian kecil berasal dari jaringan listrik konvensional. Pemilik peternakan melaporkan bahwa kualitas sistem ini sangat memuaskan dan efisien dalam jangka panjang.

Teknologi surya yang diterapkan di Peternakan Sakore menjadi contoh bagi industri akuakultur yang ingin beralih ke sistem energi ramah lingkungan dan digital. Huawei, sebagai penyedia sistem digital power, berperan dalam menyediakan solusi teknologi yang tidak hanya mengurangi emisi karbon tetapi juga menurunkan biaya operasional. Penggabungan antara tradisi budidaya dengan teknologi modern membuka jalan menuju masa depan industri yang lebih hijau, berkelanjutan, dan efisien secara energi.

 

Industri Akuakultur Ikan sturgeon (kaviar)

Marshallberg Farm di Carolina Utara adalah salah satu produsen kaviar terkemuka di AS, dengan investasi sebesar $10 juta. Mereka memelihara sekitar 20.000 ikan sturgeon Aetra yang dibesarkan selama bertahun-tahun, khususnya betina, karena hanya mereka yang menghasilkan kaviar. Setiap sturgeon memerlukan waktu minimal 7 hingga 8 tahun sebelum telurnya siap dipanen, dengan nilai seekor ikan dewasa mencapai $3.000 hingga $4.000. Untuk menjalankan fasilitas ini, biaya operasional tahunan dapat mencapai lebih dari $700.000, mencakup pakan, sistem air, pemeriksaan kesehatan, dan tenaga kerja.

Proses pembesaran dan perawatan ikan sangat rumit. Ikan dipelihara dalam sistem akuakultur resirkulasi (RAS) dengan filter khusus dan tangki berkapasitas 40.000 galon air per tangki. Pakan diformulasikan agar tidak mengapung dan didistribusikan secara merata. Jenis kelamin ikan baru bisa dikenali saat mereka berusia 5 tahun, sehingga semua ikan harus dipelihara selama itu sebelum bisa dipilah. Setelah betina teridentifikasi, mereka dipelihara secara khusus hingga telurnya matang, dan dipantau secara rutin menggunakan teknik seperti palpasi dan USG.

Panen kaviar melibatkan proses seleksi ketat dan presisi tinggi. Setelah ikan diseleksi dan dieutanasia, telurnya (disebut roe sebelum diproses) diambil, disaring, diasinkan, dan dibersihkan satu per satu dengan pinset untuk memastikan kualitas. Penilaian kaviar dilakukan berdasarkan warna, ukuran, tekstur, dan rasa. Marshallberg Farm memproduksi berbagai kelas kaviar seperti Classic, Royal, dan Golden Reserve, dengan sistem pelabelan yang menelusuri setiap kaleng ke satu ikan tertentu, menjaga transparansi dan kualitas produk.

Didirikan pada 2011 dengan hanya 5.000 ikan, kini Marshallberg Farm mampu memproduksi hingga 1.500 kg kaviar per tahun. Seiring meningkatnya permintaan akan kaviar domestik di Amerika Serikat, mereka mulai mengembangkan sistem pemijahan mandiri untuk menutup siklus produksi tanpa ketergantungan eksternal. Dengan inventaris yang cukup, mereka kini fokus mengembangbiakkan generasi sturgeon baru secara alami di fasilitas mereka, menandai langkah penting menuju keberlanjutan jangka panjang industri kaviar lokal.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dampak Perubahan Iklim dan Cuaca Terhadap Lingkungan Laut : Kondisi Saat Ini dan Solusi untuk Masa Depan.

Perbaikan Genetik Ikan dengan Pemuliaan Presisi

Mekanisme Pematangan Gonad pada Ikan:

Mengenal Kelenjar Endokrin Pada Ikan serta Fungsinya di Dalam Tubuh Ikan

IKAN PADI YANG CANTIK DARI SULAWESI

Penyimpangan Semu Pada Hukum Mendel: Interaksi Genetik Intermediet

TAHAPAN INPUT- PROSES SAMPAI OUTPUT PEMBESARAN IKAN MAS SINYONYA