Penyimpangan Semu Pada Hukum Mendel: Interaksi Genetik Intermediet
Penyimpangan Semu Pada Hukum Mendel:
Interaksi Genetik Intermediet
Penyimpangan semu Hukum Mendel
adalah persilangan yang menghasilkan rasio fenotip berbeda dan masih
berdasarkan pola dihibrid Hukum Mendel yaitu 9:3:3:1. Hasil persilangan
tersebut menjadi semu karena dalam pola pewarisannya masih ada hukum Mendel
yang berlaku.
Pada Hukum Mendel sendiri
terdapat dua jenis persilangan, yang pertama monohibrid dan yang kedua
dihibrid. Dalam kondisi normal persilangan monohibrid akan menghasilkan rasio
fenotip 1:1:1 atau 3:1 sedangkan fenotip dihibrid 9:3:1:1.
Intermediet dalam penyimpangan
semu Hukum Mendel disebut juga sebagai gen yang tidak dominan dan tidak
resesif.
Berikut merupakan contoh
penyimpangan semu pada Interaksi Genetik
Intermediet terhadap persilangan ikan cupang.
Gambar 1. Persilangan ikan cupang warna merah dan putih
(foto pribadi penulis)
Persilangan antara ikan cupang warna merah (RR) dengan ikan cupang warna putih (rr)
akan menghasilkan keturunan dengan ikan cupang yang berwarna merah muda/pink (Rr).
Hal tersebut dikarenakan
persilangan tersebut mengalami dominasi tidak sempurna. Di mana genotipe R yang
dominan tidak dapat menutupi genotipe r yang resesif. Atau, dapat disebut bahwa
gen R dan r sama-sama dominan.
Sehingga, keturunan F1-nya merupakan kombinasi kedua gen tersebut. Generasi pertama persilangan tersebut memiliki semuanya memiliki genotipe Rr dengan fenotipe warna merah muda.
Kemudian hasil keturunan pertama (F1) dapat disilangkan kembali untuk menghasilkan keturunan kedua (F2) seperti pada (Gambar 2):
Gambar 1. Persilangan ikan cupang warna merah dan putih
(foto pribadi penulis)
Persilangan antara sesama F1 menghasilkan perbandingan:
- Genotipe 1 RR : 2 Rr : 1 rr
- Fenotipe F2 berupa 25% ikan cupang warna merah, 50% ikan cupang warna merah muda (pink) dan 25% ikan cupang warna putih.
Referensi:
Rumah Belajar Digital
Komentar